
Banda Aceh (Aentenews) – Unjuk rasa ribuan mahasiswa dan warga yang tergabung dalam aliansi rakyat Aceh di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) di Jalan Tgk Daud Beureueh Kota Banda Aceh, Senin, berlangsung kondusif.
Dari Banda Aceh, dilaporkan massa unjuk rasa yang bergerak ke titik kumpul di Gedung DPRA itu sekitar 10.00 WIB, dan berakhir sekira pukul 18.30 WIB, setelah mereka menyampaikan orasi serta tuntutannya kepada wakil rakyat di DPRA.
Sejumlah tuntutan pengunjuk rasa, antara lain mendesak dilakukan reformasi DPR dan Polri, mengusut pelanggaran hak asasi manusia serta menolak pembangunan lima batalion TNI di provinsi ujung paling barat Indonesia ini.
Ditengah-tengah pengamanan ketat aparat kepolisian, dalam orasinya pengunjuk rasa juga menuntut pemerintah menuntaskan tambang bermasalah, meminta transparansi dalam pengelolaan dana otonomi daerah serta mendesak pembebasan demonstran yang masih ditahan di seluruh Indonesia .
Pengunjuk rasa awalnya melakukan aksi seraya mengibarkan bendera bulan bintang di luar pagar DPRA, kemudian diperkenankan melanjutkan aksinya di halaman depan gedung wakil rakyat di pusat Kota Banda Aceh itu.

Kapolda Aceh Brigjen Pol Marzuki Ali Basyah bersama Ketua DPRA Zulfadli serta Wakil Ketua DPRA Ali Basrah dan didampingi sejumlah anggota legislatif lainnya ikut menemui massa pengunjuk rasa.
Terkait sejumlah tuntutan yang disampaikan para pengunjuk rasa itu, Ketua DPRA Zulfadli menyatakan sepakat dengan tuntutan tersebut, seraya membubuhkan tanda tangan di kertas yang disodorkan aliansi rakyat Aceh tersebut.
Satu pendemo pingsan saat menyampaikan orasi diduga karena kelelahan, kemudian langsung digotong oleh mahasiswa keluar DPRA dan dibawa ke mobil ambulan.
Pewarta : Rafi