
Banda Aceh (Aentenews) – Sekretaris daerah (Sekda) Aceh M Nasir menyatakan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan tingkat kemiskinan mencapai 12,33 persen atau sekitar 700 ribuan masyarakat Aceh dianggap miskin.
“Saat ini, kemiskinan Aceh berdasarkan data BPS sebesar 12,33 persen atau sekitar 700 ribuan masyarakat kita dianggap miskin oleh BPS,” tegasnya usai dilantik sebagai Ketua Pengurus Daerah Kagama Aceh di Banda Aceh, Sabtu.
Dengan segala metodologinya, M Nasir mengatakan maka kita tidak perlu membantah data BPS itu.
“Tapi yang harus kita lakukan adalah merumuskan langkah dan memastikan program pembangunan yang telah dan akan dirumuskan bertujuan untuk mengurangi angka tersebut setiap bulan, setiap tahunnya,” katanya menjelaskan.
“Untuk itu, kepakaran dan keahlian seluruh anggota Kagama harus memberi sumbangsih di berbagai program pembangunan Pemerintah Aceh. Saat ini, kita sudah mampu menurunkan jumlah penduduk miskin hingga 14 ribuan. Ini tentu menjadi sebuah langkah positif yang telah dilakukan oleh Pemerintahan Mualem-Dek Fadh di awal masa pemerintahannya,” sambung Sekda.
Sekda menambahkan, sesuai target Presiden Prabowo dalam RPJMN, pada 2029 angka kemiskinan Aceh ditargetkan berada di angka 6 hingga 7 persen dan pertumbuhan ekonomi di angka 6,44.
“Target Presiden tersebut telah kita masukkan juga dalam RPJMA. Meski banyak kalangan menganggap ini sebagai program yang terlalu ambisius dan tidak mungkin, namun kita harus terus bergerak dan berbuat sebaik-baiknya. Di sinilah Kagama harus mengambil peran dan terlibat aktif agar angka kemiskinan Aceh turun serta menggerek pertumbuhan ekonomi kita,” imbau Sekda.
Sekda meyakini, kehadiran dan kontribusi Kagama termasuk Wamen Komdigi selaku Sekjen PP Kagama, Aceh mampu bangkit dan tidak lagi berstatus daerah termiskin di Sumatera dan termiskin ke-10 di Indonesia.
“Mari kita berpikir bersama untuk merumuskan langkah agar Aceh keluar dari belenggu stigma daerah termiskin. Mari kita dukung Pemerintahan Mualem-Dek Fadh agar kita benar-benar bisa keluar dari belenggu stigma ini,” pungkas Sekda.