
Pidie (Aentenews) – Para nelayan di pesisir pantai Kabupaten Pidie mengaku mereka kesulitan mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar, dikarenakan tidak ada Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di daerah itu.
“Kami berharap adanya pembangunan SPBN untuk memudahkan mendapatkan BBM subsidi (solar–red), sehingga tidak terkendala dalam operasional kapal nelayan untuk mencari ikan di perairan laut,” kata Panglima Laot/lembaga adat laut Kabupaten Pidie Marfian AS di Sigli, Rabu.
Lanjut dia, kebutuhan solar untuk nelayan di Pidie mencapai 5 sampai 10 ton per hari. “Namun kebutuhan minyak solar sesuai dengan banyaknya nelayan yang melaut”,tambahya. .
Terkadang ada juga nelayan yang sulit memperoleh solar bersubsidi, namun pihaknya tetap berkoordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan terhadap kebutuhan solar bagi nelayan. “Jadi kalau diaktifkan SPBN yang ada di Kuala Pasi Peukan Baro, maka nelayan semakin mudah mendapatkan solar”,pungkasnya.
Dengan diaktifkan SPBN yang ada maka nelayan tidak sulit lagi mendapatkan solar bersubsidi. “Selama ini nelayan hanya menunggu solar dari agen yang sudah ditentukan”, ungkapnya.
Menurut Marfian, mahalnya harga solar juga berpengaruh pada harga ikan, apa lagi tahun 2025 nelayan sulit mendapat tangkapan sehingga harga ikan mahal.
Cuaca yang tidak menentu juga besar pengaruhnya pada tangkapan ikan di laut. “Kita tetap berusaha untuk mengaktifkan kembali SPBN Kuala Pasi Peukan Baro”, tuturnya.
Pewarta Pidie : Amir